Maula ya shalli wa sallim daiman abada 'Ala habibika khairil khalqi kullihimi Huwal habibul ladhi turja syafa'atuhu Likulli haulin minal ahwali muqtahami Ya rabbi bil Mustafa balligh maqashidana Waghfir lana ma madha ya wasi'al karami Wahai Tuhan kami (Allah SWT) limpahkanlah shalawat dan salam selalu selama-lamanya dan abadi kepada Kekasihmu, yang terbaik di antara semua makhluk Beliau saw adalah kekasih yang diharapkan safa'atnya dalam segala kesulitan Dari tiap ketakutan dan bahaya yang datang menyergap Wahai Allah demi Al Mustofa Muhammad SAW sampaikanlah maksud dan hajad-hajad kami Dan ampunilah dosa-dosa kami yang terdahulu wahai yang Maha Luas dan Wahai yang Maha DermawanTERIMAKASIH TELAH MENGUNJUNGI BLOG KAMI DAN TETAP SELALU UPDATE ENTRI DARI KAMI( Sumber bahasan dari berbagai sumber ) SALAH DAN KHILAF DALAM ENTRI KAMI MOHON MAAF YANG SEBESAR BESARNYA SEMOGA KITA SELALU BERADA DALAM BIMBINGANNYA AMIN....
YA ROBBI SHOLLI ALA MUHAMMAD YA RABII SHOLII ALAIHI WASALLIM YA ROBBI SALLI ALA MUHAMMAD YAROBBI SHOLLI ALAIHI WASSALIM ... YA ROBBI BALLIGHUL WASILLAH YARABII KHOSOBIL FADILLAH YAROBBI SALLI ALA MUHAMMAD YA ROBBI SALLI ALAIHI WASALIM...
Web Hosting
Showing posts with label PERIHAL NABI SYU'AIB AS. Show all posts
Showing posts with label PERIHAL NABI SYU'AIB AS. Show all posts

Wednesday, 17 February 2016

PERIHAL NABI SYU'AIB AS

Nabi Syu’aib diutus di negeri Madyan. PendudukNegeri Madyan sudah lama melupakan ajaran Nabi-Nabi dan Rasul-Rasul yang diutus sebelumnya. Mereka tidak percaya adanya Allah, mereka menyembah hutan dan menyembah Aikah yaitu sebidang padang Pasir yang ditumbuhi pohon dan tanaman.

Pada masa itu penduduk Madyan sudah sangat sesat kemungkarannya sudah sangat keterlaluan. Kemaksiatan sudah menjadi hal yang biasa mereka lakukan. Dan kebiasaan buruk mereka yang sangat jahat adalah mengurangi takaran atau timbangan dalam berdagang. Inilah kiranya yang harus dihindari para pedagang zaman ini. Nabi Syu’aib mengajak kaumnya menyembah Allah, menjauhi kezaliman, kemungkaran dan segala macam bentuk kemaksiatan. Ia juga mengajak mereka berlaku jujur, menimbang dengan benar tanpa dikurangi seperti kebiasaan mereka.
Nabi Syu’aib juga memperingatkan mereka agar tidak menghalang-halangi para pengikutnya yang beriman untuk beribadah kepada Allah. Sebab kaum Madyan punya kebiasaan jelek, mereka suka menghalang-halangi para pengikut Nabi Syu’aib yang beriman. Bahkan banyak dari mereka yang dipaksa dengan kekerasan untuk meninggalkan ajaran Nabi Syu’aib. Walau demikian Nabi Syu’aib tetap sabar dan terus melaksanakan dakwahnya. Kegigihan Nabi Syu’aib ini agaknya membuat orang-orang kafir gatal dan sangat jengkel. Mereka mendatangi Nabi Syu’aib dan mengancam akan menyiksa dan merajam Nabi Syu’aib jika beliau tidak mau menghentikan dakwahnya.

Nabi Syu’aib
 dan pengikutnya kemudian pindah ke Negeri lain, karena penduduk Madyan sudah tidak dapat diharap lagi keimanannya. Mereka malah mengejek dan menghina ajaran Nabi syu’aib dengan kepongahan. Hanya beberapa saat setelah Nabi Syu’aib dan pengikutnya pindah, tiba-tiba penduduk Madyan dikejutkan oleh adanya gempa maha dahsyat sehingga mereka mati bergelimpangan.
Nabi Syu’aib dan pengikutnya pindah ke Negeri sesuai dengan petunjuk Allah yang memang menugaskannya untuk berdakwah di sana. Ternyata penduduk Aikah juga sama durhakanya dengan penduduk Madyan. Mereka menolak ajakan Nabi Syu’aib untuk menyembah Allah SWT. Mereka bahkan mengejek dan mengancam Nabi Syu’aib. Bahkan mereka menantang agar Nabi Syu’aib segera mendatangkan adzab yang dijanjikan Allah.

Karena terus menerus berbuat kedurhakaan dan kemaksiatan, tak bisa diingatkan lagi dan tak dapat diharapkan keimanannya lagi, maka Allah mengazab mereka. Mula-mula mereka diserang udara yang sangat panas, sehingga mereka keluar dari rumah masing-masing untuk mencari udara segar. Tetapi di manapun mereka berada, udara telah berubah menjadi panas hingga menyesakkan dada dan nafas mereka. Ingatlah udara semacam ini pernah melanda kawasan Amerika yang terkenal akan kemaksiatannya, hingga ratusan jiwa melayang sia-sia. Ini hendaknya menjadi pelajaran dan cermin bagi manusia abad ini.

Saat mereka kebingungan, tiba-tiba Nampak awan hitam menaungi kawasan lembah. Mereka gembira, dikira awan itu akan mendatangkan hujan, hawa sejuk yang mereka rindukan akan segera terhirup. Namun angan-angan itu buyar berantakan, karena tanpa diduga datanglah angin kencang, mereka sama terhempas dan terlempar. Pada saat demikian dari awan yang hitam pekat itu menyambar Guntur yang saling menyusul. Binasalah kaum yang durhaka itu. Satupun dari mereka tak ada yang tersisa, hanya
 Nabi Syu’aib dengan para pengikutnya yang bisa selamat karena mendapat rahmat dan perlindungan dari Allah SWT.