Jin menurut bahasa (Arab) berasal dari kata ijtinan, secara
harfiah berarti sesuatu yang berkonotasi “tersembunyi” atau “tidak terlihat”.
Dalam Islam dan mitologi Arab pra-Islam, jin adalah salah satu
ras mahluk yang tidak terlihat dan diciptakan dari api. Jadi jin menurut bahasa
berarti sesuatu yang tersembunyi dan halus, sedangkan syetan ialah setiap yang durhaka
dari golongan jin, manusia atau hewan
Surah
Adz-Dzaariyaat ayat 56 :
“Wamaa
kholaqtul jinna wal insa illaa liya’buduuni”
Artinya
:“Dan tidaklah aku ciptakan
jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku
Jika
ada manusia yang dapat melihat jin, maka jin yang dilihatnya itu adalah jin
yang sedang menjelma dalam wujud makhluk yang dapat dilihat mata manusia biasa,
atau oleh orang-orang tertentu dengan seizin Allah SWT.
Tentang
asal kejadian jin, Allah menjelaskan, kalau manusia pertama diciptakan dari
tanah, maka jin diciptakan dari api yang sangat panas seperti yang disebut dala
Al-Qur’an:
Surah
Al-Hijr ayat 26 – 27:
Artinya: “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari tanah liat yang kering kerontang yang berasal dari lumpur hitam yang diberi bentuk dan Kami telah ciptakan Jin sebelum di ciptakan manusia dari api yang sangat panas.”
Artinya: “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari tanah liat yang kering kerontang yang berasal dari lumpur hitam yang diberi bentuk dan Kami telah ciptakan Jin sebelum di ciptakan manusia dari api yang sangat panas.”
Penciptaan
JIN
Penciptaan
JIN disebutkan dalam ayat-ayat Alquran diantaranya:
Al-Baqarah
ayat 30 :
Yang artinya: “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
Yang artinya: “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
Surah
Al-Hijr ayat 26 – 27:
Artinya: “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari tanah liat yang kering kerontang yang berasal dari lumpur hitam yang diberi bentuk dan Kami telah ciptakan Jin sebelum di ciptakan manusia dari api yang sangat panas.”
Artinya: “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari tanah liat yang kering kerontang yang berasal dari lumpur hitam yang diberi bentuk dan Kami telah ciptakan Jin sebelum di ciptakan manusia dari api yang sangat panas.”
Surah
Ar-Rahman ayat 15:
Artinya: “Dia (Allah) menciptakan Jann (Jin) dari nyala api (Pucuk api yang menyala-nyala atau Maarij)”
Artinya: “Dia (Allah) menciptakan Jann (Jin) dari nyala api (Pucuk api yang menyala-nyala atau Maarij)”
Surah
Al-’Araf ayat 12:
Artinya: “Engkau ciptakan aku (kata Iblis) dari api sedangkan ciptakan dia (Adam) dari tanah.”
Artinya: “Engkau ciptakan aku (kata Iblis) dari api sedangkan ciptakan dia (Adam) dari tanah.”
Dari
Hadis Nabi saw yang telah diriwayatkan oleh Muslim ra:
“Malaikat diciptakan dari cahaya, Jaan diciptakan dari lidah api sedangkan Adam diciptakan dari sesuatu yang telah disebutkan kepada kamu (tanah).”
“Malaikat diciptakan dari cahaya, Jaan diciptakan dari lidah api sedangkan Adam diciptakan dari sesuatu yang telah disebutkan kepada kamu (tanah).”
Al-A’raf
Ayat 72:
“Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka.”
“Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka.”
Allah
SWT, telah menciptakan jin dan api yang jernih dan bercampur dengan sebagian
yang lain. Yakni dari kobaran api yang kuning dengan kobaran api yang merah,
dengan kobaran api yang kehijau-hijauan.
Jadi,
sama seperti halnya dengan manusia juga diciptakan dari unsur-unsur yang
bermacam-macam, begitu pula dengan jin, diciptakan dari bermacam-macam kobaran
api yang bercampur menjadi satu.
Maarij
yaitu nyala api yang sangat besar dan sangat panas atau “Al-Lahab” yaitu lidah
api yang bercampur menjadi satu yaitu merah, hitam, kuning dan biru. Beberapa
ulama juga mengatakan bahwa “Al-Maarij”
itu adalah api yang sangat terang yang memiliki suhu yang sangat tinggi
sehingga bercampur antara merah, hitam, kuning dan biru kobaran mulus yang
tidak bercampur dengan asap.
Beberapa
pendapat mengatakan Al-Maarij itu ialah api yang bercampur warnanya dan sama
artinya dengan “As-Samuun” yaitu api yang tidak berasap tetapi suhu panasnya
sangat tinggi. Angin Samuun yang telah tercampur dengan Al-Maarij itulah yang
dijadikan Allah untuk menciptakan Jaan/Jin.
Menurut
suatu Hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud juga menyatakan bahwa angin
Samuun yang dijadikan Jaan itu hanyalah satu bagian dari tujuh puluh bagian
angin Samuun yang sangat panas.
Dari
api yang sangat panas inilah Allah telah menciptakan Jin, yaitu dari inti api.
Kemudian Allah masukkan ruh atau nyawa padanya, maka jadilah ia hidup seperti
yang diinginkan oleh Allah.
Jin
juga di beri izin oleh Allah merubah diri kebentuk yang disukai dan
dikehendakinya kecuali bentuk rupa Rasulullah SAW.
Jin
juga diperintahkan oleh Allah menerima syariat Islam sebagaimana yang
diperintahkan oleh Allah kepada manusia.
Bentuk
asal Jin setelah diciptakan dan ditiupkan roh itu hanya Allah dan Rasulnya saja
yang mengetahuinya. Menurut beberapa ulama rupa, tabiat, kelakuan dan perangai
Jin adalah 90 persen mirip ke manusia.
Asal
kejadian Manusia adalah campuran dari Kathif yaitu tanah dan air, Syafaf yaitu
campuran api dan angin dan Nurani, yaitu roh, akal, nafsu dan hati yang
dinamakan “Latifatur-Rabbaniah” sesuai dengan manusia sebagai sebaik-baik
kejadian yang diciptakan Allah dan sebagai Khalifah Allah di muka bumi ini.
Sedangkan kejadian Jin pula ialah campuran Syafaf yaitu campuran api dan angin
dan Nurani iaitu roh, akal, nafsu dan hati yang sesuai dan cocok dengan
kejadian Jin.
Sedangkan
mahkluk-makluk lain pula Allah jadikan dari salah satu unsur tersebut,
misalnya, binatang yang dijadikan dari campuran Ksayif dan Syafaf saja. Batu
dan tumbuh-tumbuhan pula dijadikan dari Kasyif semata-mata. Sedangkan Malaikat
pula dijadikan dari Nurani semata-mata.
Reproduksi
Jin
Manusia
membutuhkan waktu mengandung selama sembilan bulan untuk melahirkan dan anak
manusia juga membutuhkan waktu yang lama untuk matang dan menjadi baligh.
Berbeda
dengan Jin dimana bila di sentuhkan alat kelamin lelaki dengan alat kelamin
perempuan, maka Jin perempuan akan mengandung dan melahirkan, anak Jin yang
baru lahir itu terus mukallaf. Begitulah keadaannya sampai ke hari kiamat.
Iblis
pula apabila disentuhkan paha kanan dengan paha kiri akan mengeluarkan 33 biji
telur. Dalam setiap biji telur itu ada 33 pasang benih. Setiap pasang benih itu
apabila menyentuh paha kanan dengan paha kiri akan keluar seperti yang
terdahulu. Begitulah proses reproduksi Jin dan Iblis sampai pada hari kiamat.
Bunian
atau biasanya disebut juga orang Ghaib ialah hasil campuran laki-laki atau
perempuan Jin dengan laki-laki atau perempuan dari kalangan manusia. Anak yang
dihasilkan dari percampuran itu dikenal dengan nama Bunian. Perangai dan
tingkah laku serta bentuk rupa orang Bunian ini dalam beberapa hal mirip
manusia dan juga mirip Jin.
Jika
nenek moyang manusia adalah Nabi Adam, maka nenek moyang Jin juga ialah “Jaan”
yang asalnya adalah beriman kepada Allah dan melahirkan keturunan yang beriman.
Setelah
itu terdapat juga keturunan Jaan yang kufur dan melahirkan keturunan yang
kufur. Anak cucu Jaan yang asalnya beriman itu ada yang kuat imannya, ada pula
yang kufur dan ada juga yang beriman kembali kepada Allah.
Bentuk
dan Jenis Jin
Bentuk
dan rupa Jin tidak banyak berbeda dari bentuk rupa manusia, yaitu mereka
memiliki jenis kelamin, memiliki hidung mata, tangan, kaki, telinga dan
sebagainya, sebagaimana yang di miliki oleh manusia. Pada dasarnya 80 hingga 90
persen Jin menyerupai manusia.
Hanya
perbedaan fisik Jin adalah lebih kecil dan halus dari manusia. Bentuk tubuh
mereka itu ada yang pendek, ada yang tinggi meski tidak lebih tinggi dari
manusia dewasa (sekitar tiga hasta saja), dan bermacam-macam warnanya, yaitu
putih, merah, biru, hitam dan sebagainya. Jin kafir dan Jin Islam yang fasik
itu memiliki rupa yang buruk dan menakutkan. Sedangkan Jin Islam yang shaleh
memiliki paras yang baik
Pengetahuan
mereka lebih luas dan berumur sangat panjang sampai beribu-ribu tahun umurnya.
Kecepatan Jin bergerak melebihi kecepatan cahaya dalam suatu waktu seperti
Malaikat, maka ruang yang kecil pun bisa di duduki oleh jutaan Jin dan juga
dapat merasuki dan menghuni tubuh manusia.
Jumlah
Jin terlalu banyak sehingga menurut beberapa pendapat mengatakan bahwa jika
jumlah semua manusia dari Nabi Adam sampai hari kiamat dikalikan dengan hewan-hewan,
dikalikan dengan batu-batu, dikalikan dengan pasir-pasir dan semua
tumbuh-tumbuhan. Itu
pun hanya sepersepuluh dari total Jin.
Sedangkan
total Jin adalah sepersepuluh dari total Malaikat. Total Malaikat hanya Allah
dan Rasulnya saja yang mengetahuinya.
Alam
tempat berdiamnya Jin adalah di lautan, daratan, di udara dan di Alam Mithal
yaitu suatu alam yang terletak diantara alam manusia dan alam malaikat. Jika
kita diberikan oleh Allah kemampuan untuk melihat Jin, sudah tentu kita akan
melihat jarum yang jatuh dari atas tidak akan jatuh ke bumi, tetapi jatuh
dibelakang Jin, karena sangat banyaknya jumlah mereka.
Sebagaimana
sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Rasulullah:
“Bila kamu menghadapi malam atau kamu telah berada di sebagian malam maka tahanlah anak-anakmu karena sesungguhnya setan berkeliaran ketika itu dan apabila berlalu sesuatu ketika malam maka tahanlah mereka dan tutuplah pintu-pintu rumahmu serta sebutlah nama Allah, padamkan lampu-lampu mu serta sebutlah nama Allah, ikatlah minuman mu serta sebutlah nama Allah dan tutuplah sisa makanan mu serta sebutlah nama Allah (ketika menutupnya) “
“Bila kamu menghadapi malam atau kamu telah berada di sebagian malam maka tahanlah anak-anakmu karena sesungguhnya setan berkeliaran ketika itu dan apabila berlalu sesuatu ketika malam maka tahanlah mereka dan tutuplah pintu-pintu rumahmu serta sebutlah nama Allah, padamkan lampu-lampu mu serta sebutlah nama Allah, ikatlah minuman mu serta sebutlah nama Allah dan tutuplah sisa makanan mu serta sebutlah nama Allah (ketika menutupnya) “
Hadist
di atas berarti bahwa Jin umumnya tidur di waktu siang dan menjelang petang
mereka keluar untuk mencari rezeki dan makanan, baik laki-laki maupun
perempuan, baik yang dewasa atau anak-anak.
Jenis
Jin
Al-Jan
Jenis
yang pertama ini adalah pengertian jin secara umum, yaitu jenis jin yang
berpotensi seperti layaknya manusia. Jin ada yang laki-laki dan adapula yang
perempuan, ada jin yang muslim dan adapula yang non muslim, jin juga
membutuhkan makan, minum, tidur, bersenggama dan sebagainya. Walhasil jin pada
kategori JAN tidak banyak berbeda dengan manusia pada kategori al-insan.
Al-A’mir
Biasanya
disuatu tempat, dikamar mandi, dirumah atau dimanapun ada suara atau bunyian
yang menirukan perbuatan manusia. Seperti halnya ada suara orang wudhu atau
orang mandi, padahal dikamar mandi tersebut tidak ada siapa-siapa. Hal ini
boleh jadi adalah perbuatan jin pada kategori AL-A’MIR. Maka biasanya orang
menyebutnya sebagai setan tek-tek. Karena memang jenis jin ini suka menirukan
perbuatan atau kebiasaan manusia, dengan maksud menakut-nakuti.
Al-A’mir
juga terkadang mengikuti orang yang sedang membaca, bernyanyi dan sebagainya
atau mengikuti orang yang sedang shalat dibelakangnya. Meskipun demikian kita
tidak usah takut, karena bisa saja dia tidak jahat, hanya karena ingin menjadi
mak’mum atau ingin belajar membaca atau menyanyi.
AL-Ifrit
Ifrit
adalah jenis jin yang berpotensi sebagai pembantu ataupun khodam bagi manusia.
Dalam hal ini ada ifrit yang muslim dan baik, yang tentunya bisa menjadi khodam
pada manusia yang muslim dan baik pula. Adapula ifrit yang berprilaku jahat dan
kafir yang dimanfaatkan oleh para tukang sihir dan dukun, seperti ifrit-ifrit
yang bekerjasama dengan pesihir terkemuka luar negeri
Al-Arwah
Jenis
jin yang keempat inilah yang sering dan biasa menggoda manusia, terkadang
al-arwah menjelma dirinya sebagai orang tua kita yang telah meninggal atau
sebagai dedemit dan sebagainya. Sehingga dapat mengelabuhi sebagian masyarakat
kita dan menakut-nakuti mereka yang mempercayainya. Sebenarnya jenis jin
al-arwah ini termasuk golongan jin yang sangat kuat dan sangat nakal. Disebutkan
paling kuat karena mereka dapat menjelma dirinya menjadi apa saja dengan
mengerahkan kekuatan ilmu yang dimilikinya dan disebut nakal karena sering
menggoda dan menakut-nakuti manusia. Jika diibaratkan manusia, maka jenis jin
dari golongan Al-arwah semacam preman yang suka usil terhadap masyarakat
setempat dan terutama kepada perempuan sendirian dijalanan.
As-Syaiton
Berbeda
dengan al-arwah, as-syaiton adalah jenis jin yang selalu menggoda manusia dari
segi keimanan, kerohanian dan kejiwaan. As-syaiton sangat berbahaya
dibandingkan jenis jin lainya, karena as-syaiton merasuk kedalam hati
manusia untuk membisikan kekafiran, keingkaran dan kejahatan. Dalam surat
an-naas dijelaskan bahwa bukan hanya jin jahat dan ingkar yang termasuk dalam
golongan as-syaiton, manusia yang yang berprilaku dzalim dan lalai termasuk
dalam kategori ini. Mengenai hal ini ada sebagaian ulama yang berpendapat bahwa
setan adalah sebuah sifat jahat dari manusia dan jin. Jadi kesimpulanya adalah
setan bukan berupa wujud atau benda, melainkan sebuah sifat atau perbuatan.
Kelompok
Jin
Jin juga seperti manusia yang ingin melanjutkan keturunan dan hidup berkelompok-kelompok. Suku dan kelompok Jin sangat banyak dan berbicara dalam berbagai dialek dan bahasa. Ada beberapa ulama membagi Jin ke beberapa kelompok, diantara adalah kelompok yang menunggu kubur, kelompok yang menunggu gua, kelompok yang menunggu mayat manusia, kelompok yang menunggu hutan, kelompok yang menunggu bukit tinggi, kelompok yang menunggu air mata air, grup yang menunggu danau, kolam, teluk, kuala, pulau dan sebagainya.
1.
Kelompok
Jin Ifrit, Setan dan Iblis
Jin Ifrit, setan dan Iblis adalah merupakan bagian dari golongan Jin, hanya saja tugas dan fungsi mereka yang berbeda. Jin sebagaimana yang telah dijelaskan di atas adalah sejenis mahkluk Allah yang tersembunyi dan tidak terlihat oleh manusia. Pengetahuan mereka lebih luas dan sangat panjang usianya.
Jin Ifrit, setan dan Iblis adalah merupakan bagian dari golongan Jin, hanya saja tugas dan fungsi mereka yang berbeda. Jin sebagaimana yang telah dijelaskan di atas adalah sejenis mahkluk Allah yang tersembunyi dan tidak terlihat oleh manusia. Pengetahuan mereka lebih luas dan sangat panjang usianya.
Sedangkan
Ifrit adalah golongan Jin yang sangat kuat dan pandai menipu serta sangat busuk
hati terhadap manusia. Golongan ini sangat sombong dan durhaka kepada Allah.
Iblis
dan setan juga terdiri dari golongan Jin dan mereka adalah kaum Jin yang sangat
sombong lagi durhaka, pengacau dan menjadi musuh utama manusia dan mendapat
kutukan Allah hingga hari kiamat.
Sebagaimana
Firman Allah:
“Iblis menjawab: Sebab engkau telah menghukum saya dengan tersesat, saya akan mencegah halangi mereka dari jalan Mu yang lurus. Kemudian saya akan mendatangani mereka dari depan dan dari belakang mereka, dari kanan dan kiri mereka. Engkau tak akan menemukan kebanyakan dari mereka bersyukur (taat).”
“Iblis menjawab: Sebab engkau telah menghukum saya dengan tersesat, saya akan mencegah halangi mereka dari jalan Mu yang lurus. Kemudian saya akan mendatangani mereka dari depan dan dari belakang mereka, dari kanan dan kiri mereka. Engkau tak akan menemukan kebanyakan dari mereka bersyukur (taat).”
Beberapa
ulama berpendapat bahwa Azazil itu bukanlah nenek moyang Jin, sebenarnya ia
adalah Jin yang paling abid dan alim di kalangan Jin yang diangkat menjadi
ketua ahli-ahli ibadah kepada Jin dan Malaikat. Dia menjadi angkuh dan diri di
atas keilmuan, ketakwaan dan banyak beribadat serta asal usul kejadiannya
dibandingkan dengan manusia (Adam). Maka dengan sifatnya yang sombong itu Allah
telah melaknatnya menjadi kafir dengan nama Iblis.
Mulai dari saat itulah Iblis melancarkan gerakan permusuhan dengan manusia sampai hari kiamat.
Mulai dari saat itulah Iblis melancarkan gerakan permusuhan dengan manusia sampai hari kiamat.
Allah telah
menjelaskan bahwa ada tiga jenis permusuhan dilakukan oleh Jin ke atas manusia
yaitu:
1.
Dalam
Kejahatan (As-Suu’): yaitu gemar membuat dosa-dosa dan maksiat hati dan segala
anggota tubuh.
2. Kekejian (Al-Fahsyaa ‘): yaitu kejahatan yang
lebih buruk dan jahat. Kekejian ini adalah bagian dari hal yang membawa kepada
kedurhakaan dan maksiat kepada Allah.
3. Dalam kebohongan dan menipu Allah dalam
perbuatan, kata dan nawaitu.
1.
2. Kelompok
Khadam
Khadam
adalah pembantu atau suruhan yang akan membantu tuannya apabila di minta.
Khadam
terbagi atas dua golongan, yaitu:
Khadam
Asal.
Khadam asal adalah terdiri dari rohani Malaikat dan Jin Islam peringkat tinggi yang nama mereka adalah nama malaikat. Ia tidak meminta syarat apapun kepada tuannya. Khadam jenis ini diharuskan oleh syara’
Khadam asal adalah terdiri dari rohani Malaikat dan Jin Islam peringkat tinggi yang nama mereka adalah nama malaikat. Ia tidak meminta syarat apapun kepada tuannya. Khadam jenis ini diharuskan oleh syara’
Khadam
Bersyarat.
Khadam jenis ini adalah terdiri dari Jin alam rendah terdiri dari Jin Islam atau Jin kafir. Golongan ini datang ke tuannya dengan perjanjian dan beberapa syarat khusus dan umum, baik yang bertepatan dengan hukum syariah atau yang diharamkan oleh syarak. Khadam jenis ini diharamkan oleh Islam.
Khadam jenis ini adalah terdiri dari Jin alam rendah terdiri dari Jin Islam atau Jin kafir. Golongan ini datang ke tuannya dengan perjanjian dan beberapa syarat khusus dan umum, baik yang bertepatan dengan hukum syariah atau yang diharamkan oleh syarak. Khadam jenis ini diharamkan oleh Islam.
Khadam
bersyarat ini akan datang menolong melalui salah satu cara berikut:
Mendampingi dari luar.
Khadam ini akan mendampingi dan menolong tuannya melalui eksternal saja, yaitu hanya dalam perbuatan, ucapan atau qasad hati.
Mendampingi dari luar.
Khadam ini akan mendampingi dan menolong tuannya melalui eksternal saja, yaitu hanya dalam perbuatan, ucapan atau qasad hati.
Mendampingi
dari dalam.
Khadam jenis ini juga dikenal sebagai Tanasakhul aruah atau penjelmaan khadam atau Jin dalam diri seseorang (menurun) dengan menamakan diri mereka, saat menurun dengan nama-nama tertentu seperti Nabi Khidhir, Panglima Hitam, Wali Songo dan sebagainya.
Khadam jenis ini juga dikenal sebagai Tanasakhul aruah atau penjelmaan khadam atau Jin dalam diri seseorang (menurun) dengan menamakan diri mereka, saat menurun dengan nama-nama tertentu seperti Nabi Khidhir, Panglima Hitam, Wali Songo dan sebagainya.
Jin
yang meresap dalam cara ini memungkinkan orang yang diresapi itu menunjukkan
keajaiban dan hal-hal yang luar biasa seperti berbicara dalam bahasa Jawa,
Arab, Inggris dan sebagainya, padahal sebelumnya orang tersebut tidak
mengetahui sedikit pun bahasa-bahasa tersebut.
Kehidupan
Jin
Jin juga memiliki pemimpin dan kerajaannya yang tersendiri.
Raja
Jin alam bawah yang kafir adalah seperti Mazhab, Marrah, Ahmar, Burkhan,
Syamhurash, Zubai’ah dan Maimon.
Empat
raja Jin Ifrit (Jin yang paling jahat) yang memiliki pemerintah besar yang
menjadi menteri pada Nabi Allah Sulaiman as adalah Thamrith, Munaliq,
Hadlabaajin dan Shughal.
Sedangkan
Raja Jin alam atas yang Islam adalah Rukiyaail, Jibriyaail, Samsamaail,
Mikiyaail, Sarifiyaail, ‘Ainyaail dan Kasfiyaail. Raja Jin yang menguasai Teman
Jin tersebut bernama THOTHAMGHI YAM YA LI. Sedangkan Malaikat yang mengontrol
seluruh Jin-Jin di atas bernama Maithotorun yang bergelar QUTBUL JALALAH.
Anak-anak
Iblis juga memiliki pemerintah yang besar antaranya:
1.
Thubar
Merasuk manusia yang di timpa musibah dan bala
2. Daasim Merasuk manusia untuk menceraikan
ikatan silatulrahim, rumah tangga, keluarga, sahabat handai, jemaah dan
sebagainya.
3. Al-’Awar Merasuk manusia untuk meruntuhkan
akhlak, berzina, minum arak, berjudi dan sebagainya.
4. Zalanbuur Merasuk manusia dengan api
permusuhan dan pembunuhan.
Agama
Suku-suku Jin
Jin
Juga seperti manusia, yaitu ada yang baik, ada yang jahat, ada yang saleh, ada
yang tidak saleh, ada yang alim lagi mukmim, ada ada yang kufur, ada yang
murtad, fasik dan zalim, ada yang masuk surga dan ada yang disiksa oleh Allah
ke neraka di akhirat.
Mayoritas
suku-suku Jin terdiri dari golongan Jin kafir.
Golongan
Jin yang memeluk Islam hanyalah sedikit dan terdiri dari kaum minoritas jika di
bandingkan dengan keseluruhan jumlah Jin.
Seperti
juga manusia biasa, Jin juga mempunyai tingkat-tingkat iman, ilmu dan praktik
tertentu yang berdasarkan iman dan amal mereka kepada Allah. Walaupun Jin Islam
yang paling tinggi imannya dan paling saleh amalannya serta paling luas serta
banyak ilmunya, tetapi masih ada pada diri mereka sifat-sifat madzmumah seperti
menyombongkan diri, ria dan sebagainya, tetapi mereka mudah menerima teguran
dan pengajaran.
Golongan
jin terbagi menjadi lebih dari 300 suku bangsa.Masing-masing suku/marga
mempunyai keahlian tersendiri misalnya:
Marga Ifrit:
Marga Ifrit:
Ia
merupakan marga jin yang mengusai tehnologi
Marga
Suk-suk:
Ia
merupakan marga jin yang pandai menimbulkan daya tarik
Marga
Kinzab:
Merupakan
marga jin yang menggangu orang shalat
Marga
Jin Qorin:
Merupakan
jin yang menjadi jasus bagi manusia
Marga
Taluh:
Merupakan
marga jin yang mempunyai kemampuan masuk ke pembuluh darah dan menimbulkan
berbagai macam penyakit
Marga
Kuntiltana:
Marga
jin yang menyerupai manusia
Marga
Al-Ghilan:
Ahli
sihir dari kalangan jin
Golongan
Jin Islam yang umum dan Jin kafir suka merasuk manusia yang awam dengan
berbagai cara, karena pada pandangan mereka manusia-manusia yang umum itu
bukanlah manusia sebenarnya, sebaliknya adalah rupa seekor binatang.
Manusia
yang Khawas dan Khawasil-Khawas (orang
yang sudah ahli dalam menanggulangi keadaan –keadaan dalam ibadah., baik ibadah
yang berhubungan dengan manusia (Habblumminannas), maupun yang berhubungan dengan Allah SWT
(Hablumminalloh))tidak dapat di rasuk oleh Jin, bahkan Jin pula akan datang
kepada mereka untuk bersahabat.
MelihatJin
Pada prinsipnya Jin tidak dapat di lihat, di sentuh dan di dengar oleh manusia dalam bentuk yang asal sebagaimana saat diciptakan, kecuali dalam kondisi-kondisi tertentu, Jin dapat di lihat dalam bentuk rupa yang diingininya.
Pada prinsipnya Jin tidak dapat di lihat, di sentuh dan di dengar oleh manusia dalam bentuk yang asal sebagaimana saat diciptakan, kecuali dalam kondisi-kondisi tertentu, Jin dapat di lihat dalam bentuk rupa yang diingininya.
Jin
juga bisa di lihat oleh manusia dalam keadaan dibuka mata batinnya atau ketika
meminum air yang sudah dido’akan atau kemauan Jin itu sendiri untuk
memperlihatkan dirinya kepada manusia.
Di
dunia semua Jin dapat melihat manusia ,sedangkan manusia yang Khawas dan
Khawasil-Khawas saja yang dapat melihat Jin selain para Nabi dan Rasul.
Sedangkan di akhirat semua manusia mukmin yang ahli surga dapat melihat Jin
sedangkan Jin yang Khawas dan Khawasil-Khawas saja yang dapat melihat manusia.
Adapun
kelebihan Jin yang telah diberikan oleh Allah adalah kemampuannya untuk
mengubah dirinya dalam berbagai bentuk. Misalnya dalam perang Badar, Iblis
telah menampakkan dirinya dalam bentuk seorang lelaki dari Bani Mudlij dan
setan juga dalam rupa Suraqah bin Malik yang datang membantu tentara musrikin
memerangi tentara Islam. (Iblis dan setan adalah juga merupakan bagian dari
golongan Jin).
Dalam
Sahih Bukhari juga ada meriwayatkan bahwa adanya Jin yang menampakkan dirinya
dalam bentuk ular dan membunuh seorang pemuda yang mencoba membunuh ular
tersebut. Selain itu Jin juga bisa menampakkan dirinya dalam bentuk rupa hewan
lain seperti bentuk rupa kucing, anjing dan sebagainya.
Banyak
di kalangan orang-orang Indonesia yang bersahabat dan menjadikan Jin sebagai
pembantu dan Khadam mereka untuk membantu mereka melaksanakan tugas-tugas
tertentu. Misalnya seperti dukun, pesulap, pengobatan alternatif dan
sebagainya.
Namun
tidak semua kaum di atas yang menggunakan Jin dalam kerja harian mereka. Ada
juga golongan tersebut yang benar-benar memiliki keterampilan alami tanpa
pertolongan dari Jin.
Singkatnya
kita sebagai seorang Islam yang bersahabat dengan para Jin Islam maupun Jin
kafir akan lebih banyak mendapatkan keburukannya dibanding kebaikan yang akan
kita peroleh. Jin akan selalu merasuk dan mendorong manusia supaya melakukan
kejahatan dan maksiat tanpa kita sadari, kecuali benar-benar memahami ilmu
serta karakter dari Jin tersebut.
Hanya
orang-orang tertentu yang dapat menguasai ilmu ini, maka berhati-hatilah dalam
bergaul dengan Jin.
Masuknya
Jin Kedalam Tubuh Manusia
Dengan
keinginannya Jin bisa merasuk dan masuk ke dalam diri manusia dan melalui
keinginan manusia yang mengunakan layanan Jin untuk melakukan pengkhianatan
kepada manusia lain .
Sebagaimana
sebuah hadis Rasulullah saw yang telah diriwayatkan oleh Sayidah Syafiyyah
binti Huyay, bahwa Rasulullah pernah bersabda yang maksudnya:
“Sesungguhnya
setan (Jin) itu berjalan dalam tubuh anak Adam sebagaimana darah yang mengalir
dalam tubuhnya”.
Dari
hadis di atas jelaslah bahwa Jin dapat masuk kedalam tubuh manusia dan berjalan
melalui urat nadi dan darah manusia. Jin juga dapat menguasai manusia sehingga
ia dapat menyebabkan perkelahian antar sesama manusia, manusia hilang ingatan,
hilang kesadaran dan lain-lain lagi.
Jin
bisa merasuki tubuh manusia baik diminta sendiri oleh manusia atau tanpa di
sadari oleh manusia itu sendiri. Jin mendampingi dan merasuki manusia melalui
salah satu cara diantaranya melalui Khadam atau manusia itu sendiri yang
menjadikan Jin sebagai sahabatnya.
1.
Melalui
Jin Peliharaan para leluhurnya yang tidak sempat dipisahkan sebelum leluhurnya
wafat
2. Melalui Mantra-mantra yang di lakukan oleh
manusia lain.
3. Karena manusia itu sendiri lupa terhadap
Allah atau melakukan hal-hal yang dilarang oleh Allah, berarti mendekatkan diri
untuk diperdaya oleh jin dan syaithan.
4. Melakukan kejahatan terhadap Jin, seperti
menjatuhkan benda berat ditempat yang ada Jinnya,tanpa menyebut nama Allah
sehingga menyebabkan kematian anak Jin.
5. Karena ada Jin laki-laki yang jatuh cinta
kepada perempuan yang suka bersolek atau perempuan yang suka keluar rumah untuk
memperlihatkan kecantikannya dan tidak memakai kerudung serta suka menunjukkan
auratnya.
6. Membaca jampi-jampi, doa atau ayat-ayat
tertentu yang dapat mendatangkan Jin.
Apabila
Jin telah merasuki raga manusia, walaupun dengan cara apapun Jin tersebut akan
mendiami salahs atu dari tempat berikut di anggota tubuh manusia. (meskipun
sebenarnya mereka bebas bergerak kemanapun dalam raga manusia) Diantara
tempat-tempat tersebut adalah:
1.
Mereka
berkumpul di mata kanan dan kiri. Oleh sebabitu jika seseorang telah dirasuki
Jin didalam badan mereka, mereka tidak akan berani berhadapan mata dengan orang
lain.
2. Berada di telinga kanan dan kiri, oleh karena
itu manusia yang telah dirasuki Jin tidak suka mendengar nasehat dan teguran
yang baik dan sangat suka mendengar hal-hal maksiat seperti musik yang
melalaikan dan sebagainya.
3. Berada di mulut manusia, oleh sebab itu
manusia yang telah dirasuki Jin sangat suka berbicara hal-hal yang tidak
berguna dan mendatangkan dosa seperti mengumpat, mencela, menghina manusia
lainnya dan sebagainya.
4. Berada di hidung manusia, sehingga
menyebabkan manusia suka menghirup hal-hal yang tidak tidak dan dapat merusak
diri manusia sendiri.
5. Berada dipusar, sehingga menyebabkan orang
tersebut selalu mengalami sakit perut dan berbagai penyakit yang tidak dapat
dideteksi oleh dokter.
6. Berada di kemaluan manusia, sehingga
menyebabkan manusia suka melakukan hal-hal maksiat seperti berzina dan sebagainya.
Manusia
yang selamat dari ganguaan Jin, Iblis dan setan adalah manusia yang selalu
berada dalam tauhid dan jalan Allah SWT, melalui lidah, anggota badan dan hati,
mereka juga berakhlak seperti akhlak Rasulullah serta rajin beramal dan
menjalankan syariat Islam.
Jalan
terdekat untuk berada dalam tauhid Allah SWT adalah dengan kita mengambil
contoh perbuatan dan akhlak orang-orang yang berada dalam tauhid Allah, seperti
Nabi Muhammad, sahabat-sahabat beliau, para wali, para ulama dan sebagainya.
“Hendaklah
jadikan diri kamu bersama Allah, maka jika kamu tidak dapat menjadikan diri
kamu bersama Allah hendaklah kamu jadikan diri kamu bersama dengan mereka yang
telah beserta dengan Allah, maka sesungguhnya yang demikian itu akan
menyampaikan diri kamu kepada Allah”
Terkadang
ada beberapa orang yang mempunyai suatu penyakit yang di akibatkan dari
keturunan atau lebih tepat lagi penyakit yang diakibatkan oleh saka-baka.
Penyakit ini disebabkan oleh keturunan mereka, apakah kakek, nenek, moyang atau
ada silsilah keturunan mereka yang membela atau bersahabat dengan Jin, pada
jaman dahulu, dan apabila mereka meninggal maka mereka akan mewarisi Jin
peliharaan tersebut atau keturunannya tidak mengetahui jikalau kakek nenek
mereka dahulu ada yang bersahabat atau memelihara Jin, lalu mereka meninggal
sebelum sempat membuang Jin peliharaan tersebut.
Kebanyakan
dari kita tidak peduli bahkan tidak tahu asal usul keturunan mereka atau peran
nenek moyang kita di zaman dahulu, di dalam masyarakat mereka pada ketika itu.
Ada beberapa dari orang-orang tua kita di zaman dahulu yang membela dan
bersahabat dengan Jin.
Mereka
bersahabat dengan Jin dengan berbagai tujuan.
Selain
itu mereka juga membela Jin untuk menjaga dan mengawasi harta benda mereka dari
pencurian, karena pada waktu itu masih belum ada polisi dan sebagainya, dan ada
juga yang menggunakan Jin untuk membuka kampung, dusun, kebun dan sebagainya,
jadi Jin inilah yang akan bekerja menebas dan sebagainya untuk tuannya itu.
Untuk
mendapatkan bantuan dan bersahabat dengan Jin, mereka akan membuat berbagai
perjanjian dan “jamuan serta upacara pemujaan Jin.
Setelah
perkembangan teknologi dan terciptanya alat-alat modern dan ditambahkannya
dengan kesadaran agama yang semakin mendalam di kalangan orang-orang sekarang,
maka dengan itu bantuan Jin-Jin tersebut tidak lagi diperlukan.
Oleh
karena itu anak-cucu dan keturunan orang yang membela dan bersahabat dengan Jin
tersebut tidak lagi melakukan upacara-upacara men “jamu” Jin sebagaimana yang
dilakukan nenek moyang mereka dahulu, bahkan mereka juga telah lupa atau tidak
tahu bagaimana untuk melakukannya. Maka dari itu Jin-Jin tersebut akan selalu
mengawasi dan menunggu kesempatan untuk menggangu keturunan tuannya, demi agar
mereka di puja dan di “jamu” sebagaimana pada jaman nenek moyang keturunannya.
Jin
tersebut akan mencari dan menggangu keturunan tuannya selama-lamanya, selagi
keturunan tersebut tidak membuang Jin belaan tersebut. Dalam keadaan biasa Jin
tersebut tidak menggangu keturunan tuannya, tetapi jika ada salah seorang dari
anggota keluarga keturunannya itu, di ganggu atau dianiayai oleh orang lain
dengan menggunakan Jin, maka Jin keturunan tersebut akan datang membantu.
Tetapi
Jin keturunan tidak dapat melakukan apa-apa karena cucu cicit tuannya tidak
tahu untuk mengadakan upacara untuk membela dan memanggil Jin tersebut,
tambahan lagi mereka juga tidak mengetahui adanya Jin belaan nenek moyang
mereka yang selalu mengawasi dan mengikuti perkembangan keluarga mereka. Pada
ketika itu Jin keturunan tersebut pula yang akan bersama-sama dengan Jin yang
di kirim untuk menaniayai anggota keluarga tersebut. Jin yang di kirim dan Jin
keturunan sama-sama akan menggangu keluarga tersebut, bahkan gangguan Jin keturunan
tersebut lebih kuat dari Jin yang dikirim oleh orang yang khianat itu.
Jika
orang yang mengalami gangguan tadi berobat, maka penyakit yang di akibatkan
oleh Jin yang di kirim oleh orang yang mengkhianati keluarga tersebut akan lari
dan penyakit yang diakibatkanya juga akan sembuh, tetapi penyakit yang
diakibatkan oleh Jin keturunan tersebut tidak akan sembuh, meskipun
diobati,akan tetapi jika Jin keturunan tersebut dibuang dari keturunan keluarga
tersebut maka penyakitnya akan hilang.
Kebanyakan
penyakit yang diakibatkan oleh Jin keturunan ini sangat parah dan tidak bisa di
obati oleh dokter dan rumah sakit, karena jika dipemeriksaan di rumah sakit,
dokter akan mengatakan bahwa pasien tersebut normal dan tidak mengalami
penyakit apapun. Sedangkan pasien tersebut menderita penyakit yang sulit
digambarkan oleh siapapun, kecuali orang yang pernah mengalaminya sendiri.
1.
Tanda-tandaadanya penyakit keturunan.
Adapun tanda-tanda orang yang memiliki keturunan dari pembela atau orang yang bersahabat dengan Jin. Diantaranya: Mudah terasuki jin, Cemburu yang berlebihan, Iri hati, serlalu berburuk Sangka, Selalu memimpikan orang minta diadakan jamuan atau makan Klasifikasi Keturunan, Sering panas badan tanpa sebab, was-was dalam melakukan pekerjaan, sangat suka berkelahi / berbuat onar, dan ada halangan dan pembatasan dalam pekerjaan.
Adapun tanda-tanda orang yang memiliki keturunan dari pembela atau orang yang bersahabat dengan Jin. Diantaranya: Mudah terasuki jin, Cemburu yang berlebihan, Iri hati, serlalu berburuk Sangka, Selalu memimpikan orang minta diadakan jamuan atau makan Klasifikasi Keturunan, Sering panas badan tanpa sebab, was-was dalam melakukan pekerjaan, sangat suka berkelahi / berbuat onar, dan ada halangan dan pembatasan dalam pekerjaan.
2.
Gila.
Gila yang diakibatkan oleh masuknya Jin ini terdapat berbagai jenis. Diantara yang sering terjadi adalah:
Gila yang diakibatkan oleh masuknya Jin ini terdapat berbagai jenis. Diantara yang sering terjadi adalah:
GilaBabi .
Penyakit gila babi sering di kaitkan dengan babi sebab, bila didatangani penyakit tersebut, pasien itu suka menyondol nyondol seperti Babi dan jika dibiarkan mereka akan masuk kedalam air dan besar kemungkinan akan mati lemas. Penyakit gila seperti ini biasanya ada kaitan dengan keturunan atau saka baka yang berpuncak dari kerasukan Jin.
Penyakit gila babi sering di kaitkan dengan babi sebab, bila didatangani penyakit tersebut, pasien itu suka menyondol nyondol seperti Babi dan jika dibiarkan mereka akan masuk kedalam air dan besar kemungkinan akan mati lemas. Penyakit gila seperti ini biasanya ada kaitan dengan keturunan atau saka baka yang berpuncak dari kerasukan Jin.
Biasanya
benih manusia jenis ini sudah bercampur dengan benih Jin keturunannya saat
jatuh benih ketika si ibu dan bapa melakukan persetubuhan. Meskipun mereka
telah membaca doa seperti yang dianjurkan oleh Nabi saw, namun oleh karena Jin
tersebut telah ada dalam diri orang tersebut dalam saka baka dan keturunan
tadi, maka Jin atau saka baka tadi tidak mudah meninggalkan mereka, melainkan
saka-baka atau Jin tersebut telah di buang dari keluarga tersebut. Maka dari
hasil itulah terdapat ramai dari kalangan orang-orang yang mendapat anak yang
cacat luar biasa, gila dan sebagainya.
GilaMereyam.
Gila mereyam sering terjadi pada wanita yang baru lepas bersalin. Orang sering mengaitkan gila mereyam disebabkan oleh batu meriyam yang tidak masuk kembali pada tempat asalnya. Seperti Sinseh Cina mil meriyam itu di kenali sebagai Black Stone atau batu Hitam yang menurut mereka, bila batu itu naik ke kepala akan menyebabkan seseorang perempuan menjadi gila.
Gila mereyam sering terjadi pada wanita yang baru lepas bersalin. Orang sering mengaitkan gila mereyam disebabkan oleh batu meriyam yang tidak masuk kembali pada tempat asalnya. Seperti Sinseh Cina mil meriyam itu di kenali sebagai Black Stone atau batu Hitam yang menurut mereka, bila batu itu naik ke kepala akan menyebabkan seseorang perempuan menjadi gila.
Gila
yang disebabkan oleh batu meriyam ini paling ringan adalah perempuan tersebut
akan suka berbedak atau bersolek, meskipun baru melahirkan anak dan berkelakuan
luar biasa. Antara yang paling parah adalah mereka sanggup memukul orang atau
lari dari rumah dan berkeliaran di atas jalan-jalan atau mengembara di berbagai
tempat. (Gila ini biasanya tidak berhubungan dengan Jin)
GilaIsim
Gila Isim adalah disebabkan orang tersebut beramal dengan ayat-ayat yang di terima tanpa melalui guru. Penyebab gila ini adalah panas yang disebabkan oleh khadam penjaga ayat tersebut dari gulungan Jin yang menggangunya.
Gila Isim adalah disebabkan orang tersebut beramal dengan ayat-ayat yang di terima tanpa melalui guru. Penyebab gila ini adalah panas yang disebabkan oleh khadam penjaga ayat tersebut dari gulungan Jin yang menggangunya.
Gila
jenis ini sering terjadi kepada mereka yang menuntut sesuatu ilmu atau beramal
dengan sesuatu ilmu tanpa silsilah yang sahih, yaitu tanpa melalui guru,
melakukan sesuatu yang bukan tuntunan Rasulullah saw.
Kedua
jenis gila di atas disebabkan Jin yang di suruh oleh tuannya atau Jin yang
tidak bertuan. biasanya mereka yang terkena jenis ini aggresif dan suka melawan
manusia jika di ganggu atau mencoba untuk mengobati.
Cara Menghindari Gangguan Jin
Cara Menghindari Gangguan Jin
1.
MohonPerlindungan kepada Allah
Allah berfirman, “Dan jika setan mengganggumu dengan suatu gangguan, maka mohonlah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Mengetahui.” (QS. Al-A’raf:200). (Selain itu, Adi Bin Tsabit meriwayatkan dari Sulaiman bin Shard, katanya, “Sungguh aku tahu ada kalimat sekiranya seseorang mengucapkannya, niscaya sirna sesuatu yang menggelisahkannya. Jika seseorang mengucapkan Ta’awudz.)
Allah berfirman, “Dan jika setan mengganggumu dengan suatu gangguan, maka mohonlah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Mengetahui.” (QS. Al-A’raf:200). (Selain itu, Adi Bin Tsabit meriwayatkan dari Sulaiman bin Shard, katanya, “Sungguh aku tahu ada kalimat sekiranya seseorang mengucapkannya, niscaya sirna sesuatu yang menggelisahkannya. Jika seseorang mengucapkan Ta’awudz.)
2. Membaca Surat Al-Falaq dan Surat An-Nas
Kedua surat tersebut memang memiliki pengaruh yang dahsyat terhadap kejahatan dan gangguan setan. Diriwayatkan bahwa Rasulullah selalu membacanya setiap malam saat akan tidur.
Kedua surat tersebut memang memiliki pengaruh yang dahsyat terhadap kejahatan dan gangguan setan. Diriwayatkan bahwa Rasulullah selalu membacanya setiap malam saat akan tidur.
3. Membaca Ayat Kursi
Mungkin anda ingat pada kisah yang diriwayatkan oleh Abu Hanifah saat beliau menjaga tugas tempat penyimpanan zakat Ramadhan. Ada pencuri yang mencuri ke gudang tersebut tiga malam beturut-turut. Pada malam pertama dan kedua, karena kasihan Abu Hurairah melepaskannya. Tapi pada malam ketiga Abu Hurairah bersikeras tak akan melepaskannya walaupun si pencuri memohon-mohon. Abu Hurairah berniat menghadapkan si pencuri pada Rasulullah. Tapi akhirnya Abu Hurairah melepaskannya juga karena si pencuri mengajari Abu Hurairah ayat Kursi. Belakangan diketahui bahwa si pencuri adalah setan yang menyamar. Khasiat Ayat Kursi memang luar biasa. Disebutkan, bila ayat Kursi dibaca saat akan tidur, maka orang tersebut akan senantiasa dijaga oleh penjaga dari Allah dan tak akan didekati setan sampai pagi.
Mungkin anda ingat pada kisah yang diriwayatkan oleh Abu Hanifah saat beliau menjaga tugas tempat penyimpanan zakat Ramadhan. Ada pencuri yang mencuri ke gudang tersebut tiga malam beturut-turut. Pada malam pertama dan kedua, karena kasihan Abu Hurairah melepaskannya. Tapi pada malam ketiga Abu Hurairah bersikeras tak akan melepaskannya walaupun si pencuri memohon-mohon. Abu Hurairah berniat menghadapkan si pencuri pada Rasulullah. Tapi akhirnya Abu Hurairah melepaskannya juga karena si pencuri mengajari Abu Hurairah ayat Kursi. Belakangan diketahui bahwa si pencuri adalah setan yang menyamar. Khasiat Ayat Kursi memang luar biasa. Disebutkan, bila ayat Kursi dibaca saat akan tidur, maka orang tersebut akan senantiasa dijaga oleh penjaga dari Allah dan tak akan didekati setan sampai pagi.
4. Membaca Surat Al-Baqarah
Rasulullah pernah bersabda, “Janganlah kalian menjadikan rumah-rumah kalian seperti kuburan. Sesungguhnya rumah yang didalamnya surat Al-Baqarah dibaca tidak dimasuki setan.”
Rasulullah pernah bersabda, “Janganlah kalian menjadikan rumah-rumah kalian seperti kuburan. Sesungguhnya rumah yang didalamnya surat Al-Baqarah dibaca tidak dimasuki setan.”
5. Membaca Akhir Surat Al-Baqarah
Rasulullah pernah bersabda, “Sesungguhnya Allah menulis satu kitab 2000 tahun sebelum menciptakan mahluk. Dia menurunkan darinya dua ayat yang dijadikan-Nya sebagai penutup surat Al-Baqarah. Tidaklah keduanya dibaca dalam suatu rumah tiga malam (berturut-turut) lantas setan menetap disana.”
Rasulullah pernah bersabda, “Sesungguhnya Allah menulis satu kitab 2000 tahun sebelum menciptakan mahluk. Dia menurunkan darinya dua ayat yang dijadikan-Nya sebagai penutup surat Al-Baqarah. Tidaklah keduanya dibaca dalam suatu rumah tiga malam (berturut-turut) lantas setan menetap disana.”
6. Membaca Tiga Ayat Pertama Surat Al-Mukmin danAyat Kursi
Rasulullah bersabda, “Barangsiapa membaca tiga ayat pertama surat Al-Mukmin dan ayat Kursi di pagi hari, niscaya dia dijaga dengannya sampai sore. Dan barangsiapa membacanya disore hari, niscaya dia dijaga dengannya sampai pagi.”
Rasulullah bersabda, “Barangsiapa membaca tiga ayat pertama surat Al-Mukmin dan ayat Kursi di pagi hari, niscaya dia dijaga dengannya sampai sore. Dan barangsiapa membacanya disore hari, niscaya dia dijaga dengannya sampai pagi.”
7. Membaca bacaan berikut:
LAAILAAHAILLALLAAHU WAHDAHULAA SYARIIKALAH. LAHULMULKU WA LAHULHAMDU WAHUWA‘ALAKULLI SYAIIN KODIIR.
Bacaan tersebut dibaca 100 kali sehari, maka faedahnya adalah memerdekakan 10 budak, ditulis bagi pembacanya 100 kebaikan, dihapus darinya sepuluh keburukan, dan dia mendapatkan penjagaan dari setan sehari itu sampai sore.
LAAILAAHAILLALLAAHU WAHDAHULAA SYARIIKALAH. LAHULMULKU WA LAHULHAMDU WAHUWA‘ALAKULLI SYAIIN KODIIR.
Bacaan tersebut dibaca 100 kali sehari, maka faedahnya adalah memerdekakan 10 budak, ditulis bagi pembacanya 100 kebaikan, dihapus darinya sepuluh keburukan, dan dia mendapatkan penjagaan dari setan sehari itu sampai sore.
8. Wudhu dan Shalat
Kedua hal tersebut merupakan perkara terbesar untuk membentengi diri dari setan, terutama saat diliputi amarah dan syahwat. Maka bila seseorang sedang bergejolak kemarahannya, berwudhulah dan shalatlah, maka kemarahan tersebut akan mereda.
Kedua hal tersebut merupakan perkara terbesar untuk membentengi diri dari setan, terutama saat diliputi amarah dan syahwat. Maka bila seseorang sedang bergejolak kemarahannya, berwudhulah dan shalatlah, maka kemarahan tersebut akan mereda.
9. Tidak Berlebihan dalam Pandangan, Bicara,Makan, dan Bergaul.
Seringkali setan dapat menguasai seorang manusia dari keempat pintu tersebut. Pandangan merupakan pangkal fitnah, berlebihan dalam memandang dapat menimbulkan angan2, sibuk dengannya dan memikirkan cara untuk mendapatkannya. Sedangkan, berlebihan dalam berbicara juga membuka semua pintu kejahatan bagi setan. Pada sebuah Hadits diceritakan bahwa manusia bisa diseret ke dalam neraka hanya karena buah ucapan mereka sendiri. Berlebihan makan mendorong berbagai kejahatan. Perut kenyang memberikan kekuatan pada tubuh untuk berbuat maksiat dan memberatkan untuk berbuat baik. Banyak sudah kemaksiatan yang disebabkan perut terlalu kenyang, dan banyak pula ketaatan yang tidak bisa dikerjakan karena rasa malas yang ditimbulkan perut yang kenyang. Terakhir, berlebihan dalam bergaul dapat menghilangkan nikmat adan menebarkan permusuhan, rasa dengki, iri, dan berbagai penyakit hati lainnya.
Seringkali setan dapat menguasai seorang manusia dari keempat pintu tersebut. Pandangan merupakan pangkal fitnah, berlebihan dalam memandang dapat menimbulkan angan2, sibuk dengannya dan memikirkan cara untuk mendapatkannya. Sedangkan, berlebihan dalam berbicara juga membuka semua pintu kejahatan bagi setan. Pada sebuah Hadits diceritakan bahwa manusia bisa diseret ke dalam neraka hanya karena buah ucapan mereka sendiri. Berlebihan makan mendorong berbagai kejahatan. Perut kenyang memberikan kekuatan pada tubuh untuk berbuat maksiat dan memberatkan untuk berbuat baik. Banyak sudah kemaksiatan yang disebabkan perut terlalu kenyang, dan banyak pula ketaatan yang tidak bisa dikerjakan karena rasa malas yang ditimbulkan perut yang kenyang. Terakhir, berlebihan dalam bergaul dapat menghilangkan nikmat adan menebarkan permusuhan, rasa dengki, iri, dan berbagai penyakit hati lainnya.
10. Memperbanyak Dzikir pada Allah SWT
Nabi telah menyampaikan lewat Hadits bahwwa seorang hamba hanya bisa menjaga hatinya dari godaan setan dengan berdzikir pada Allah. Jika seorang hamba mengingat Allah, maka setan akan menjauh dan begitu pula sebaliknya.
Nabi telah menyampaikan lewat Hadits bahwwa seorang hamba hanya bisa menjaga hatinya dari godaan setan dengan berdzikir pada Allah. Jika seorang hamba mengingat Allah, maka setan akan menjauh dan begitu pula sebaliknya.