Nabi Isa sebagai putra maryam Ia bergelar Almasih dan
dipanggil Ibnu Maryam, putra Maryam (Q.3:45). Nabi Isa a.s. diutus Allah Swt.
sebagai nabi dan rasul. Ia lahir tanpa ayah, tetapi bukan karena zina. Sejak
masih bayi, ia berperilaku lain dari teman sebayanya. Pada usia 12 tahun, ia
menuntut ilmu dengan menghadiri diskusi para ulama di Baitulmakdis. Pada usia
30 tahun, ia menerima tugas kenabian di Bukit Zaitun. Ketika itu ia sedang
beribadah bersama ibunya dan
dikelilingi oleh malaikat. Maryam sudah tahu
bahwa putranya akan mendapat tugas kenabian ketika hal itu diberitahukan
kepadanya. Setelah menerima wahyu berupa Injil (Q.19:30;
57:27), ia memaklumkan kerasulannya kepada Bani Israil. Namun,
para pemuka agama marah, lalu menuntut agar Nabi Isa membuktikan kerasulannya.
Ia menunjukkan sejumlah mukjizat yang memperkuat dakwahnya. Al-Qur'an
menegaskan bahwa Isa sama sekali tidak memiliki sifat ketuhanan, dan bukan
"putra Tuhan." Islam menolak gagasan trinitas, yang menganggap Isa
sebagai Tuhan (Q.4:171; 5:17; 73-75; 116-117). Nabi Isa hanya mengaku diri
sebagai nabi dan rasul, dan tidak pernah sebagai Tuhan. Ia malah percaya kepada
Allah Swt., pencipta alam semesta, termasuk pencipta dirinya.
KELAHIRAN NABI ISA
Usia kandungan Maryam semakin dekat pada hari kelahiran. Maryam
keluar dari daerah pengasingannya untuk menyelamatkan diri serta bayi yang
dikandungnya. Maryam semakin merasakan gerak bayi dalam kandungannya. Geraknya
semakin lama semakin kuat. Karena merasa sakit, Maryam membaringkan diri. Pada
saat itulah lahir seorang anak dari rahimnya. Bayi ini adalah Isa bin
Maryam.
BAITULLAHAM
Setelah melahirkan, Maryam merasa lapar dan haus. Ia menggoyang-
goyangkan pohon kurma (Q.19:22-26) lalu memakan buah kurma yang terjatuh, dan
minum air sungai yang mengalir dekat pohon kurma tempatnya bersandar. Ia
bersyukur kepada Allah Swt. karena diberi kemudahan ketika melahirkan putranya.
Tempat kelahiran Isa disebut Baitullaham (Bethlehem), yang berarti "tempat
lahir". Kota ini terletak sekitar 9,5 km di selatan Yerusalem. Ketika Nabi
Isa lahir, Israil dijajah oleh bangsa Romawi.
BAYI PANDAI BICARA
Beberapa hari setelah kelahirannya, Nabi Isa dibawa pulang ke
kampung ibunya. Orang kampung berdatangan melihat putra Maryam. Mereka
mencemoohkan Maryam karena membawa bayi tanpa ayah. Mereka menuduhnya berbuat
zina, padahal ia berasal dari keluarga baik- baik. Maryam tidak menanggapi tuduhan
itu, tetapi memberi isyarat kepada bayinya. Tiba-tiba, bayinya menjawab bahwa
tuduhan itu tidak benar. Jawaban ini berhasil membungkam mulut mereka.
Begitulah Allah Swt. memperlihatkan kekuasaan-Nya. Nabi Isa dikhitan pada usia
8 hari, sesuai dengan syariat para nabi sejak Nabi
Ibrahim.
HAMBA TUHAN
Maryam lahir dari keluarga Imran.
Maryam berarti " tidak bercela," juga bisa berarti "hamba
Tuhan." Ia diasuh oleh Nabi Zakaria setelah ayahnya meninggal. Ketika
berada di sebuah mihrab, Maryam didatangi oleh seorang malaikat untuk
memberinya seorang putra suci. Maryam terkejut karena ia tidak pernah disentuh
oleh laki-laki. Ia khawatir akan dicemoohkan jika ternyata ia hamil. Ketika
kandungannya semakin besar, ia menjauhkan diri dari Baitulmakdis. Ia pindah ke
desa kelahirannya, Nasirah (Nasaret). Maryam melahirkan seorang bayi tanpa
suami (Q.3:45-48, 59; 19:16-35; 21:91; 66:12).
HERODUS
Orang Yerusalem mengenal Nabi Isa
sebagai pemuda yang cerdik, pintar, berani, tegas dalam membela kebenaran, dan
tidak pernah tunduk dalam menghadapi kebatilan. Sikap dan pendirian ini
diketahui oleh Raja Herodus yang berkuasa di Palestina. Ia menganggap Nabi Isa
sebagai musuh utama yang bisa mengancam kedudukannya. Herodus pun memutuskan
untuk membunuh Nabi Isa. Rencana jahat ini sampai ke telinga Maryam. Oleh
karena itu, Maryam segera menyelamatkan putranya dengan mengungsi ke Mesir.
Maryam dan Nabi Isa tinggal di Mesir selama 12 tahun. Setelah Raja Herodus
wafat, Nabi Isa dan ibunya kembali ke Palestina. Mereka menetap di Nasirah
(Nasaret). Sebutan " Nasrani" (orang dari Nasirah), yakni pengikut
Nabi Isa, berasal dari nama tempat ini.
BUKIT ZAITUN
Pada usia 30 tahun, Nabi Isa a.s.
sering pergi ke luar rumah untuk mengasingkan diri dari keramaian, membersihkan
nurani, dan mencari pencerahan jiwa. Ketika menuju ke Bukit Zaitun, Nabi Isa
jatuh terduduk dekat sebuah batu besar. Tiba-tiba ada yang datang
menghampirinya, lalu memintanya menjadikan batu besar itu roti. Namun, Nabi Isa
tidak mengabulkannya. "Kebesaran Tuhan hanya ada pada Allah," kata
Nabi Isa. Mendengar jawaban ini, " orang" itu yakin bahwa iman Nabi
Isa tetap teguh, lalu ia pun menghilang. Nabi Isa sadar bahwa yang
menghampirinya itu adalah iblis yang berusaha menyesatkannya.
AHMAD
Ketika berada di Bukit Zaitun, Nabi Isa bersujud dan bersyukur
karena selamat dari godaan iblis. Tidak lama kemudian, Malaikat Jibril
mendatanginya, lalu menyampaikan tugas kenabian dan kerasulannya. Nabi Isa
menerima wahyu Allah Swt. Kepadanya, Allah Swt. menurunkan kitab suci Injil
(Q.4:171), pembenaran kitab suci sebelumnya (Taurat), dan nubuat tentang akan
turunnya Al-Qur'an kepada Nabi Muhammad Saw. yang disebut Ahmad (Q.61:6).
DAKWAH NABI ISA AS
Nabi Isa a.s. mulai berjuang menyiarkan ajaran Allah Swt.,
membeberkan kesalahan para pemuka agama Yahudi, dan menyadarkan mereka tentang
penyimpangan mereka dari ajaran Nabi Musa. Karena itu, ia berseru kepada Bani
Israil agar mereka mematuhi perintah dan menjauhi larangan Allah Swt.
(Q.19:31-36). Ia berdakwah supaya mereka bertobat, yakni kembali ke jalan benar
yang telah dirintis oleh para nabi sebelumnya. Namun, dakwah Nabi Isa mendapat
perlawanan dengan berbagai fitnah dan ejekan. Mereka memintanya untuk
membuktikan kenabian serta kerasulannya dengan maksud untuk menghilangkan
pengaruh dan wibawanya. Nabi Isa menunjukkan beberapa mukjizat kepada mereka,
tetapi tetap saja ada yang tidak percaya.
MUKJIZAT NABI ISA AS
Nabi Isa a.s. dikaruniai oleh Allah Swt. beberapa mukjizat, antara
lain menghidupkan orang yang meninggal, menerima wahyu kitab Injil, menurunkan
hidangan dari langit, menyembuhkan sejumlah penderita penyakit serta orang
gila, memulihkan orang pincang menjadi berjalan serta orang bisu menjadi
berbicara, memelekkan orang buta sejak lahir, dan membuat burung hidup dari
tanah liat (Q.3:49; 5:110).
TANAH MENJADI BURUNG
"Sesungguhnya aku telah datang
kepadamu dengan membawa sesuatu tanda (mukjizat) dari Tuhanmu, yaitu aku
membuat untuk kamu dari tanah berbentuk burung; kemudian aku meniupnya, maka ia
menjadi seekor burung dengan seizin Allah..." (Q.3:49).
HIDANGAN DARI LANGIT
Dalam perjalanan dakwahnya, Nabi Isa a.s. dan para al- hawariyyun
merasa lapar dan dahaga. Untuk menenangkan dan meningkatkan iman para
pengikutnya, Nabi Isa berdoa agar Allah Swt. menurunkan nikmat- Nya. Doanya
dikabulkan. Hidangan makanan dari langit (Q.5:112-114) merupakan bukti nyata
kekuasaan Allah Swt. dan kenabian Isa. Mereka menikmati hidangan tersebut dan
bersyukur atas rahmat-Nya.
AL-HAWARIYYUN
Nabi Isa a.s. memiliki beberapa sahabat, murid, dan pengikut setia
yang disebut al- hawariyyun (Q.3:52; 5:111-115). Mereka meyakini dakwah Nabi
Isa, berhati bersih, dan beriktikad baik untuk membela serta membantu perjuangan
Nabi Isa. Sebagian dari al- hawariyyun berasal dari keluarga nelayan seperti
Syim'un, Adrius, Ya'qub, dan Yuhanna. Ada juga yang berasal dari keluarga
pencuci pakaian, yaitu Lukas, Thomas, Markus, Yuhanna, dan beberapa saudaranya
yang masih kecil. Mereka mempercayai ajaran Nabi Isa dan mendapatkan pelajaran
darinya.
YUDAS
Salah satu pengikut Nabi Isa a.s. berkhianat. Dengan tuduhan
palsu, ia mengadu kepada penguasa Romawi bahwa Nabi Isa akan memberontak dan
menggulingkan penguasa. Atas petunjuk dari si pengkhianat (Yudas), tentara
Romawi mengepung tempat persembunyian Nabi Isa bersama murid-muridnya. Dalam
keadaan berbahaya itu, Allah Swt. menyelamatkan Nabi Isa. Nabi Isa tidak
disalibkan dan tidak pula dibunuh, tetapi Allah Swt. mengangkatnya (Q.3:55;
4:157-158).